Semesta Masa Depan


Selamat sore, semestaku.

Apa yang sedang kau lakukan saat ini? Semoga saja kau sedang memandikan anak-anak kita. Ingatkan aku jika aku tak boleh terlalu banyak memasukkan garam ke dalam cah kangkung masakanku, nanti kita semua bisa kena hipertensi.

Jika kau nanti membaca surat ini, mungkin kau bisa bertutur padaku saat kita sedang ber-pillow talk nanti, mengenai saat awal kita berkenalan, bagaimana saat kita mulai tertarik satu sama lain dan berproses untuk berkomitmen akan suatu hubungan. Sekedar untuk menguatkan memori kita kembali akan masa-masa itu, kau kan tahu, aku orangnya pelupa. Semoga saja kau lebih pandai mengingat ya.

Aku takut jika aku lupa untuk merindukan masa-masa itu. Bukannya aku suka terperangkap di masa lalu, tetapi, ada beberapa hal, sekecil apapun itu, yang dapat membuat kita untuk selalu bersyukur. Setiap masa lalu adalah pelajaran untuk masa depan kita kelak, bukan?

Aku tak akan marah jika nanti kau bercerita bahwa mengenai hal-hal yang saat ini bisa memicu pertengkaran kita nanti. Sebab, aku percaya, bahwa dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki, kita dapat mengatasi semuanya.

Yang tak sabar ingin memeluk,
Semestamu.